KELUARGA ANDERSON

 
Hasil gambar untuk rumah tua

     Disebuah desa, terdapat rumah yang sangat angker. Konon menurut warga setempat, rumah tersebut dahulu di tempati oleh keluarga Anderson. Keluarga Anderson sangatlah kaya, rumah yang besar, halaman yang luas, serta barang-barang rumah yang antik dan bernilai jual tinggi. Keluarga Anderson terdiri dari Tuan Anderson, Anna Anderson (Istri) dan anaknya perempuannya yang berumur 17 tahun bernama Jessica Anderson

     Pada tanggal 10 Agustus 1978, tepatnya malam hari, ketika keluarga tersebut sedang tidur pulas. Entah dari mana asalnya, sekelompok perampok yang terdiri dari 4 orang memasuki rumah Keluarga Anderson untuk mengambil barang berharga milik keluarga Anderson. Namun tiba-tiba, Jessica sang anak terbangun karna ingin ketoilet. Ketika selesai ketoilet, Jessica berniat untuk kembali tidur dikamarnya. Namun, Jessica berpapasan dengan salah seorang perampok, Jessica terdiam, tetapi sang perampok tidak ingin ambil pusing, dia langsung berlari kearah Jessica kemudian membunuh Jessica sang putri kesanyangan keluarga Anderson dengan sadis.

    Kejadian itu membuat teman-teman perampoknya cemas karna rencana mereka yang awalnya hanya ingin mencuri kini menjadi Pembunuhan. Karna sudah terlanjur membunuh, meraka pun melanjutkan dengan menghabisi orang yang tinggal di rumah tersebut, yaitu keluarga Anderson.
Sang Perampok membunuh dengan sadis keluarga tersebut, Anderson dibunuh bersama istrinya di atas kasur dengan luka Gorok di leher dan perut yang robek, sang istripun demikian sama, tetapi, sang istri setelah di bunuh, dia di perkosa secara bergiliran.

     Mayat keluarga Anderson di kubur di Ruang bawah tanah atau basemen rumah tersebut kemudian di semen agar tidak tercium bau busuk. Perampok Perampok tersebut melarikan diri dan tidak pernah tertangkap sampai sekarang. "Begitulah ceritanya dari rumah Keluarga Anderson. Jika kalian memasuki rumah tersebut, kalian bisa mencium aroma amis darah di seluruh rumah tersebut dan bisa melihat bercak darah pada lantai dan tembok rumah tersebut", ujar sang kakek. Ketika sang kakek selesai menceritakan ceritanya, salah seorang cucu bertanya "Bagaimana kakek bisa tahu cerita itu secara detail?". "Hanya dari mulut kemulut cucuku, mulut kemulut", ujar sang kakek